Peristiwa berawal dari patroli anggota Sat Brimob Pekalongan di wilayah hukum Pekalongan. Dalam patroli, anggota mendapatkan informasi dari intelejen jika ada kawanan teroris yang menyusup ke dalam perkampungan. Dan diduga kawanan teroris tersebut akan melancarkan aksinya dalam waktu dekat.
Seluruh komponen Sat Brimob yang ada dikerahkan untuk mengejar teroris tersebut. Dan dari informasi terakhir, diketahui tiga orang teroris tinggal di sebuah rumah. Mereka mempersenjatai diri dengan senjata berat. Oleh karena itu, tim anti teror dari Sat Brimob diterjunkan untuk melumpuhkan tiga teroris tersebut.
Sebelum ke tempat kejadian perkara (TKP), tim anti teror Sat Brimob yang terdiri atas 10 personel, merencanakan terlebih dulu strategi penangkapan yang dilakukan.
Dikarenakan, tiga teroris itu diketahui bersenjata laras panjang, tim dipersenjatai lengkap dan diperintahkan untuk segera melumpuhkan mereka. Dan sekitar pukul 10.30 WIB, tim mulai mendekati tempat persembunyian kawanan teroris dengan sebuah mobil baracuda anti peluru.
Peringatan dari luar bagi teroris untuk segera menyerahkan diri, ternyata tidak digubris. Tim anti teror akhirnya masuk ke dalam rumah persembunyian mereka dengan mendobrak dari depan.
Pintu depan dari rumah tersebut dibuka dengan bom berdaya ledak rendah, dan segera bom asap dilemparkan untuk mengelabui para teroris. Terjadi baku tembak di dalam rumah, yang menyebabkan dua teroris tewas. Satu teroris yang masih hidup segera diamankan, lalu dimasukkan ke dalam mobil baracuda.
Aksi ternyata belum selesai, setelah tiga teroris berhasil dilumpuhkan. Pasalnya, dari laporan tim anti teror di dalam rumah kawanan teroris terdapat sebuah kotak mencurigakan yang disinyalir sebuah bom rakitan, yang diduga dalam waktu dekat akan diledakkan.
Sat Brimob tidak mau kecolongan, dan segera menerjunkan tim penjinak bom. Dua personel tim penjinak bom dikerahkan, tapi sebelumnya mereka perlu mengetahui apakah bom di dalam rumah itu dapat dijinakkan atau lebih baik diledakkan saja. Pasalnya, dikhawatirkan akan mencelakai warga di sekitar rumah itu.
Dan diputuskan, bom akan diledakkan oleh tim. Dengan hitungan mundur dari salah satu anggota tim, bom di dalam rumah diledakkan. Ledakannya membuat rumah kawanan teroris hancur berantakan. Selanjutnya, anggota tim segera mengamankan sisa-sisa ledakan sebagai barang bukti.
Demikian yang terjadi dalam simulasi penanggulangan teroris, sekaligus penjinakan bom dari Sat Brimob Pekalongan di alun-alun Kajen, Kabupaten Pekalongan. Kepala Detasemen (Kaden) Brimob Pekalongan AKBP Sudiyana saat ditemui sejumlah wartawan mengatakan, simulasi ini sebagai latihan dari kesatuannya. Selain untuk melatih keahlian dan kebugaran para anggotanya. Latihan yang digelar ini, sebagai kesiapan keamanan pemilukada di Kota Santri tahun depan.
"Sebagai kesiapan keamanan pemilukada Kabupaten Pekalongan. Jika sewaktu-waktu kami dibutuhkan, anggota Brimob Pekalongan siap diterjunkan," tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Pekalongan AKBP Edy Murbowo melalui Waka Polres Pekalongan Kompol Sugeng R, dalam sambutannya menuturkan menjadi suatu kebanggaan dalam kesatuan, jika memiliki keahlian seperti yang diperagakan oleh tim anti teror dan penjinak bom Sat Brimob Pekalongan.
Dan hal itu, menurut Sugeng harus dipertahankan, sehingga ke depan dapat saling bahu membahu. "Ke depan kita semua dari kesatuan mana saja di tubuh kepolisian, dapat meningkatkan kerja sama," tuturnya.
Setelah kegiatan itu, sebanyak 149 anggota Sat Brimob Pekalongan melakukan longmarch dari alun-alun Kajen sampai Kecamatan Bojong. Dan menutup rangkaian kegiatan tersebut
waw...
BalasHapus